Saturday, January 1, 2011

Biar Gak Selingkuh, Seks Harus Kreatif

Dulu masyarakat sempat heboh gara-gara hasil penelitian yang menyebutkan 2 dari 3 pria di Jakarta melakukan selingkuh. Nah, saat ini jumlahnya realtif terus meningkat.

Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG., MARS, spesialis kebidanan dan kandungan, dalam suatu acara seminar pernah menyebutkan bahwa 4 dari 5 pria melakukan selingkuh!

Data di Klinik Pasutri Dr. Boyke, ditemukan bahwa sekitar 42 persen suami berselingkuh ketika isteri mereka berusia 40 tahun lebih.  Tidak hanya itu. Sebuah penelitian di Bandung, Jawa Barat yang dilakukan oleh seorang psikolog menyebutkan kalau 2 di antara 5 wanita pekerja juga melakukan selingkuh.

Perselingkuhan sepertinya sudah menjadi fenomena umum. Selingkuh yang notabene juga merupakan salah satu perilaku seks bebas, kerap menimbulkan masalah. Timbulnya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) misalnya. Masalah tersebut ikut menambah jumlah aborsi.

Sebagai gambaran, sekitar 2,3 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Belum lagi angka kematian ibu akibat melakukan aborsi juga cukup tinggi. “Jumlahnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Bangladesh,” komentar Dr. Boyke.

Selain timbulnya kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku seks bebas yang tak bertanggungjawab juga ikut menyumbang infeksi berbagai penyakit. Salah satu di antaranya adalah infeksi HIV/AIDS. Kalau sudah begini, maka virus HIV/AIDS bisa menginfeksi pasangan yang sebenarnya.

Alasan Selingkuh
Perselingkuhan merupakan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam waktu cukup singkat maupun lama, dengan tingkat keterlibatan emosional yang rendah maupun tinggi.

Seperti disebutkan Dr. Boyke, ada beberapa alasan orang berselingkuh, di antaranya:

- Ketidakmampuan membentuk komitmen bersama pasangan pernikahan. Lemahnya komitmen, tidak disadarinya arti serta tujuan pernikahan juga ikut mendorong seseorang melakukan perselingkuhan.
- Iman yang lemah dan rasa egoisme yang besar dari masing-masing pasangan.
- Amarah yang terpendam dari pasangan, ketidakpuasaan kehidupan pernikahan, akibat tidak terpenuhinya kebutuhan emosional pasangan, seringkali memicu timbulnya perselingkuhan dalam kehidupan pernikahan.
- Adanya masalah pribadi dalam pernikahan.
- Rasa ingin tahu  seperti apa seks yang dilakukan dengan orang lain. Apalagi jika seks bersama pasangan mengalami kejenuhan.

Bila hal ini terjadi, timbulnya berbagai permasalahan dapat terus berlangsung. Maka ia menyarankan agar masing-masing pasangan menyadari adanya gejala tersebut. Sebelum pernikahan kandas, ada baiknya masing-masing pasangan melakukan koreksi diri untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi.

Di Kamar Mandi
Kalau yang terjadi berkaitan dengan kehidupan seksual, maka tak ada salahnya untuk memberanikan diri berkomunikasi dengan pasangan. Jalin komunikasi yang sehat untuk mengemukakan permasalahan seks yang sedang dihadapi dengan pasangannya.

Jika permasalahan yang terjadi karena persoalan hubungan seksual, maka diperlukan beberapa kreasi dalam mendukung masalah tersebut. Pemilihan tempat misalnya. Kalau suasana tempat tidur menimbulkan kebosanan saat melakukan hubungan seks, pindahlah ke tempat lain yang sejenis.

Memang, selama ini melakukan hubungan seks di tempat tidur menjadi pilihan yang banyak dilakukan oleh pasangan suami isteri. Selain posisi yang nyaman, tempat tidur akan memberikan rasa rilek dan romantis.

Padahal pilihan untuk itu tak terbatas pada tempat tidur saja. “Tempat lain seperti kursi, terutama kursi yang tak berlengan, meja, berdiri di depan cermin, bisa menjadi pilihan tempat yang memberikan kesan spesial pada seks,” lanjut Dr. Boyke.

Kamar mandi pun juga dapat mendukung kegiatan seks. Di sini, pasangan bisa mandi, melakukan spa atau sauna bersama. Menurut Dr. Boyke hal ini sangat mendukung kegiatan foreplay maupun afterplay. Hanya saja perlu dipertimbangkan beberapa hal jika melakukan hubungan seks di kamar mandi. Seperti berhati-hati pada lantai kamar mandi yang licin.

Dengan melakukan beberapa kreasi dalam melakukan hubungan seksual, kemungkinan terjadinya perselingkuhan bisa diatasi. Tak hanya itu, efek negatif dari perselingkuhan seperti timbulnya stres, berbagai penyakit kelamin, infeksi HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan, kemandulan serta kanker mulut rahim pun dapat dihindari.

Secara umum, perselingkuhan memang lebih sering mengancam kehidupan pernikahan dan karir. Risiko yang terberat, apabila terjadi perceraian, dapat menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari masalah finansial, beban emosi pada anak, masalah dengan anggota keluarga yang lain, rasa malu, hingga rasa sedih.
Perlu diingat adanya kesulitan untuk memulai kehidupan dengan pasangan baru, yang mungkin saja bisa lebih besar dibandingkan dengan apa yang dibayangkan sebelumnya.

Para ahli sepakat bahwa pernikahan yang bahagia akan membuat pasangan bisa saling bekerjasama dan meringankan beban. Masihkah Anda dan pasangan membina pernikahan yang bahagia? 

Menikmati Seks Itu seperti Makan

Apa bedanya antara menikmati makanan dan seks? Menikmati makanan bisa sendiri, kalau seks sendirian kurang nikmat. Persamaannya? Masing-masing perlu tiga tahap agar sempurna, yaitu appetizer, main course, dan dessert saat makan, atau foreplay, intercourse, dan afterplay saat berhubungan seks.
Entah mengapa, umumnya orang makan tidak merencanakan set menu lengkap. Lebih dulu ada camilan asin-gurih-asam yang bisa menggugah selera, lalu menyantap makanan utama lengkap gizi, dan mengakhiri dengan makanan penutup manis. Mungkin kebiasaan makan to the point, langsung ke menu utama, itu juga menggambarkan bagaimana kebanyakan orang berhubungan seks: langsung ke hubungan kelamin! Dan, setelah itu tidur pulas.
"Layaknya hidangan full set menu yang terdiri dari tiga tahap, seks yang memuaskan dapat tercapai bila mencakup tiga tahap, yaitu foreplay, intercourse, dan afterplay,” ujar Prof DR Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, Guru Besar dan Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.
Mulai dengan foreplay
Foreplay ini ibarat appetizer atau makanan pembuka alias umpan tekak saat makan yang sangat penting untuk membangkitkan selera. “Rasa memang utama, tetapi penampilan harus!” ujar Rudy Choirudin, pakar memasak, tentang penyajian appetizer.
Membersihkan tubuh hingga wangi, lalu tampil dengan pakaian yang memberi kesan seksi, itu penting untuk dilakukan. “Jangan lupa melontarkan pujian dan mengungkapkan kata-kata mesra kepada pasangan,” kata Dra Zoya D Jusung, MPsi.  
Menurut dosen Fakultas Psikologi UI yang mendalami seksologi ini, bila komunikasi yang intim dibandingkan dengan keterampilan berhubungan seks hingga jungkir balik, ternyata komunikasi intim justru lebih penting secara emosional.
Tentu setelah itu harus dilakukan sentuhan fisik, berupa belaian, ciuman, pelukan, dan sebagainya, yang meningkatkan rangsangan bagi diri sendiri ataupun pasangan. Menurut Prof Wimpie, “Tanpa foreplay, ereksi penis bisa tidak optimal, sedangkan pada wanita lubrikasi tidak terjadi.”
Tanpa lubrikasi (vagina basah), hubungan seksual berlangsung menyakitkan, seperti layaknya orang diperkosa. Sementara jika penis tidak ereksi optimal, sudah pasti wanita akan sangat kecewa.
Saatnya menikmati intercourse
Untuk dapat menikmati hubungan kelamin yang memuaskan, diperlukan ereksi penis yang sempurna. “Kegagalan orgasme pada wanita, antara lain, karena kurangnya kekerasan penis pria. Penyebab kurangnya kekerasan penis itu antara lain penyakit yang menyangkut pembuluh darah, misalnya diabetes melitus,” ujar Prof Wimpie.
“Kalau untuk menu utama, selain sayuran dan daging, harus ada karbohidratnya biar bisa ‘nendang’,” kata Rudy.
Untuk mengetahui apakah ereksinya betul-betul mampu nendang, pria dapat melakukan uji penis sendiri dengan menggunakan skor yang dibuat oleh Pfizer berikut ini.
Apakah penis membesar tetapi tidak keras, seperti tape? Ataukah penis ereksi keras tetapi tidak cukup keras untuk melakukan penetrasi, seperti pisang rebus dikupas? Mungkin cukup keras untuk melakukan penetrasi tetapi tidak seluruhnya keras, seperti sosis? Harapannya penis seperti timun, keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya.
Berbagai macam posisi hubungan seks dapat dicoba selama Anda dan pasangan sama-sama merasa nyaman dan dapat menikmati. Pria tak harus di atas. Pria dan wanita bisa bergantian di atas, di bawah, di depan, di belakang, dan sebagainya.
Akhiri dengan afterplay

Jika ejakulasi telah terjadi, orgasme sama-sama dapat dicapai, jangan buru-buru membalikkan tubuh dan mengorok. Saran Dra Zoya, gunakan saat itu untuk berbincang dengan pasangan, misalnya, mengungkapkan bagian mana yang tadi sangat menyenangkan, saat kapan Anda senang melihat pasangan, dan sebagainya.
Hal ini penting karena kepuasan seksual bukan sekadar orgasme. “Dalam psikologi, kalau semata urusannya dengan genital itu pleasure, kalau satisfaction itu adalah kepuasan emosional,” kata Dra Zoya.
Kalau kata Rudy, “Untuk penutup harus ada rasa yang manis-manis, biar lidah terpuaskan dan tak terlupakan.” @ Widya Saraswati